Safari Politik, Anis Temui Alipon Sang Maestro Pantun

Anis Anorita Zaini dan Muhammad Ali Ahmad alias Alipon.

TANJUNGPINANGBukan kentang sembarang kentang/Tapi kentang dari Sukabumi/Bukan datang sembarang datang/Tapi datang untuk bersilaturahmi.

Sebait pantun dibacakan Alipon menyambut kedatangan Anis Anorita Zaini, bakal caleg DPRD Provinsi Kepri, di rumahnya, di sekitaran Jalan Lembah Purnama, Tanjungpinang, Selasa, 06 Juni 2023.

Kedatangan Anis menemui salah satu tokoh masyarakat Melayu itu bagian dari safari politiknya menjelang Pemilu Serentak 2024 yang diikuti.

Alipon seorang budayawan kenamaan. Titelnya MST (Maestro Seni Tradisi). Khususnya di bidang pantun. Titel tersebut resmi. Bersertifikat.

Nama aslinya H. Muhammad Ali Ahmad. Alipon panggilan masa kecil. “Karena saya lahir di jaman Jepun,” katanya.

“Alhamdulillah ‘ala kulli hal, julukan tersebut melekat sampai sekarang.”

Alipon, kini 82 tahun, seorang pensiunan guru. Selain maestro pantun, ia juga ahli puisi. Sedianya Alipon dijadwalkan tampil berpantun di Brunei Darussalam. Namun batal karena pandemi.

Nama Alipon juga tercatat sebagai salah satu tokoh pejuang pembentukan Provinsi Kepri.

“Masih ingat bagaimana dulu kami bersusah payah naik kapal ke Jakarta demi memperjuangankan pembentukan provinsi ini. Sementara yang lain naik pesawat,” katanya.

Alipon mengapresiasi semangat Anis maju pileg DPRD Provinsi Kepri dapil Kota Tanjungpinang. Ia menasihati Anis banyak berdoa dan bersikap optimis. Selanjutnya bekerja keras meyakinkan pemilih.

“Semampu mungkin berbuatlah yang terbaik untuk kepentingan orang banyak, baik terpilih ataupun tidak,” ujarnya.

Alipon bahkan mengajak kaum perempuan di daerah yang merasa memiliki potensi dan mampu secara finansial untuk ikut nyaleg. Sepanjang motivasinya untuk memperbaiki kondisi daerah.

Seorang pemimpin, menurutnya, akan dicintai rakyat jika memiliki dua modal dasar pada dirinya: jujur dan adil. Namun di akhir jaman sekarang mencari orang dengan dua sifat itu sulit sekali.

“Yang banyak justru,” ucap Alipon seraya kembali berpantun, “ikan jahan/ikan louhan, lain di lisan/lain diperbuatan.” (Yoyok Sudirman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *