TANJUNGPINANG – Duka tengah merundung pasangan Rudi Fauji (37) dan Enju bt, Muhtar (38) pasalnya kedua suami istri ini baru saja ditinggal pergi putri tercinta mereka, Rara Purnama Asih yang belum genap berusia sebulan. Rara meninggal pada 15 Febbruari 2023 di RSUP Kepri. Setelah sebelumnya mendapat perawatan di RSUD Raja Ahmad Tabib, Kota Tanjungpinang bayi Rara kemudian dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Namun kondisi yang kian melemah membuat Rara tidak bisa bertahan dan menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (15/03/2023).
Disebalik meninggalnya Rara, ada kisah pilu nan ironi yang dituturkan oleh Rudi. Ia merasa putrinya tidak mendapat penanganan yang semestinya hingga menyebabkan bayinya meninggal. Berikut beberapa fakta yang dituturkan Rudi kepada tim redaksi Puan Kepri.
Rara Alami Kesulitan Bernafas
Rara Lahir pada pukul 23.10 WIB tanggal 22 Januari 2023. Ia dilahirkan di rumah bersalin Praktik Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan milik dr. Yusrizal Saputra Sp, OG dan dibantu bidan setempat. Kondisi rara terus menurun karena alami kesulitan bernafas dan kedua orangtuanya putuskan untuk membawa sang putri ke RSUD yang ada di Tanjungpinang tersebut.
Penangangan Lambat, Terkesan diabaikan hingga Seharian
Rara dibawa ke RSUD Kota Tangjungpinang pada hari Senin sekitaran maghrib pada tanggal 13 Februari 2023. Rara yang sudah dalam kondisi lemah tidak langsung mendapatkan penanganan. “ketika kami bertanya kapan dokter datang juga tidak mendapatkan respon” Rudi juga menyampaikan bayi mereka tidak mendapatkan penangangan sama sekali bahkan hingga besok siangnya. “kami masuk rumah sakit senin maghrin, dan anak kami tidak dapat penangangan apapun. Bahkan sampai besok siangnya, anak kami baru dimasukan ke inkubator setelah mendapat rujukan ke RSUP” tutur Rudi. Sementera istrinya hanya tertunduk lesu menemani suaminya memberikan keterangan.
Tidak Punya Uang, tanggapan Rumah Sakit Justru Begini
Dikarenakan beberapa kendala, keluarga Rudi tidak memiliki jaminan BPJS. Hal ini cukup menyulitkan keadaan keluarga tersebut. Hingga untuk menebus obatpun Rudi tentu saja kesulitan.
“Saya sudah sampaikan pada malam itu, kalau saya kebetulan lagi tidak pegang uang. Sementara putri saya harus segera diberi obat. Tapi salah satu suster disana justru menunjukan lokasi atm rumah sakit kepada saya” kata Rudi dengan nada sedikit kesal.
Keluarga Rudi Berhutang Banyak Paska Meninggalnya Sang Putri
Belum kering kesedihan pihak keluarga usai ditinggal pergi bayi mereka, tentunya pihak keluarga tetap harus menanggung biaya perobatan yang tidak bisa menyelamatkan nyawa putri tercinta.
“Assalamualaikum, selamat pagi Bapak/Ibu. Kami dari RSUD Raja Ahmad Tabib sebelumnya mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya pasien Rara Purnama Sari. Mohon maaf sebelumnya kami mau menginformasikan untuk tagihan pasien adalah sebesar Rp 6.665.999. Untuk pembayaran bisa langsung datang ke kasir RSUD Raja Ahmad Tabib Lantai 1, Terimakasih” Demikian kutipan WA dari pihak RSUD yang di screenshoot pihak keluarga.
Nominal yang besar tersebut tentunya tidak mudah bagi Rudi. Iapun mengupayakan uluran tangan dari pejabat kota yang mampu ia datangi walaupun untuk sementara ini belum ada hasil “Jawabannya hanya sabar dan sabat terus” kata Rudi dengan nada pelan.
Datang Kewartawan Berharap Keadilan
Ditengah sedih atas kepergian sang putri, Rudi dan Enju mendatangi redaksi Puan Kepri. Guna mengadukan kepiluan yang mereka hadapi. Rudi meyakini kematian putrinya juga mendapat andil dari prilaku rumah sakit yang seakan mengabaikan dan tidak responsif terhadap kondisi anak mereka “Kenapa tidak disegerakan? Apa karena kami orang susah?” kata Rudi. Dari penuturan rudi kepada redaksi puan kepri, Rara baru mendapat tindakan setelah sekitar 15 jam dibawa kerumah sakit.
Minta Walikota Tanjungpinang Mengevaluasi Petinggi RSUD Tanjungpinang
Ketika ditanyakan kepada Rudi apakah ada yang hendak disampaikan kepada walikota tanjungpinang maka inilah yang ia sampaikan “Ibu walikota perempuan, seperti istri saya. Bagaimana rasanya jika kehilangan anak dalam kondisi seperti anak saya. Kami minta direkturnya di dicopot, karena pelayanan seperti ini pasti arahan dari petinggi rumah sakitnya” ujar Rudi dengan nada geram
Rudi Tidak Ingin Anak lain Bernasib Sama Seperti RARA
Tidak adalagi yang bisa di harapkan Rudi dan Enju. Putri mereka tetap telah pergi dan tidak akan kembali “kami menuntut bagaimanapun apakah direktur rumah sakit bisa kembalikan anak kami?. Kami berharap tidak ada lagi anak yang bernasib serupa seperti anak kami” harap Rudi.
Apa yang dialami Rudi dan keluarganya tentu sangat tidak diharapkan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah yang mengusung slogan Melayani Dengan Akhlak Mulia.