Natuna  

Hanya Butuh Waktu 45 Menit Amran “Melahirkan” Penulis

Pemimpin Redaksi (Pemred) Koranperbatasan.com, Amran (kedua dari kiri) saat menjadi narasumber Kegiatan Sarasehan Dokumentasi Jurnalistik SAR yang diadakan Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Natuna, Jumat, 05 Mei 2023.

NATUNA – Menghadirkan teori “45 Menit Menjadi Wartawan Andal,” Amran berhasil “melahirkan” para penulis berita dalam waktu singkat.

Konsep yang dipaparkan ringan dan mudah dipahami. Sehingga 11 peserta pelatihan Kegiatan Sarasehan Dokumentasi Jurnalistik SAR yang diadakan Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Natuna, Jumat, 05 Mei 2023, bisa menulis berita sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Padahal 11 peserta pegawai KPP Basarnas Natuna tersebut sebelumnya tidak menguasai ilmu jurnalistik sama sekali. Apalagi unsur 5W+1H dalam berita.

Dalam pelatihan yang bekerja sama dengan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Natuna, ini Amran memanfaatkan sekitar 3 jam hari pertamanya menyampaikan teori eksplorasi sumber berita, teknik wawancara, dan teknik menulis berita.

Pada hari kedua, sekitar 2 jam, salah satu wartawan senior di Kepulauan Riau yang menjabat Pemimpin Redaksi Koranperbatasan.com, itu lalu meminta peserta membuat berita.

Tim penilai tampak terkejut membaca hasil karya tulis peserta. Ajaib, mereka tiba-tiba bisa menulis dengan baik.

Keberhasilan 11 pesertaatas bimbingan sosok lelaki pendiam ini tak hanya diakui penilai. Termasuk Kepala KPP Basarnas Natuna, Abdul Rahman dan Ketua PWI Natuna, M. Rapi, serta wartawan yang mengikuti kegiatan.

“Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber yang telah berbagi ilmu sehingga kami bisa menulis, tentu ini pengalaman berharga,” kata Ray Tommy Adiwinata, salah satu peserta pelatihan.

Ketua PWI Natuna, M. Rapi, menilai karya tulis peserta sudah sangat baik dan mudah dipahami pembaca.

“Tinggal memperbaiki titik koma dan huruf besar kecilnya saja. Kalau jalan cerita sudah dengan mudah bisa dipahami,” ujar Rapi.

Kemampuan Amran melahirkan penulis dalam waktu sangat singkat juga diakui jurnalis TVRI, Riki Rinovski, yang pada kesempatan itu juga diminta menjadi narasumber khusus teknik pengambilan gambar dan video.

“Tentunya menjadi kebanggan kita sebagai wartawan di daerah, ternyata kita juga memiliki sosok wartawan yang mampu melahirkan penulis. Kemampuan beliau harus kita support,” kata Riki.

Sementara M. Amin, kapala perwakilan salah satu media siber di Natuna juga mengakui kemampuan Amran, yang juga Sekretaris Forum Pemred Provinsi Kepulauan Riau.

Amin mengaku sempat mengikuti dengan serius kegiatan pelatihan jurnalistik yang diadakan KPP Basarnas Natuna.

“Saya menemukan sesuatu baru yang selama ini belum saya ketahui, ternyata Amran mampu menguraikannya, dan kita pun jadi mengerti,” tutur Amin.

Pemred media siber natindones.com, Edi Suroso mengatakan 11 peserta pelatihan dipastikan sudah mampu membuat rilis berita kegiatan-kegiatan KPP Basarnas Natuna untuk disebarluaskan.

“Kalau kegiatan internal saya yakin peserta pelatihan sudah bisa membuat rilis berita. Karena dari pelatihan berita yang dibuat peserta sudah bagus,” ucap Teja, panggilan akrab Edi Suroso.

Terpisah, Anizar Sulaiman, Pimpinan PT. Tuah Tinta Jaya Abadi, perusahaan penerbit media siber Koranperbatasan.com membenarkan kemampuan yang dimilki Amran. Kata Anizar ada banyak wartawan yang bertugas di Natuna lahir berkat keinginan kuatnya melahirkan generasi pekerja pers.

“Tak hanya mendidik, Amran juga mampu mengkader. Banyak wartawan lahir di Natuna ini berkat campur tanganya. Memang tidak banyak orang tahu, tapi saya yang selalu bersama dengannya,” ujar Anizar.

Pelatihan yang digelar Ruang Media Centre Gedung Serbaguna KPP Basarnas Natuna ini berlangsung selama 2 hari, 05-06 Mei 2023. Kegiatan dibuka Kepala KPP Basarnas Natuna, Abdul Rahman.

Dalam sambutannya ia mengatakan tujuan pelatihan untuk memperkaya pengetahuan stafnya tentang jurnalistik. Guna kepentingan dokumentasi. Juga ajang mempererat silaturahmi dan meningkatkan sinergitas antara Basarnas dengan para wartawan.

“Basarnas dengan media ibarat sendok dengan garpu, yang satu bisa menyendok makanan, namun ada juga makanan yang mestinya digunakan dengan garpu, artinya semua harus sempurna,” katanya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *