BATAM – Ribuan warga hadir di depan kantor BP Batam. Mereka meneriakkan unjuk rasa mengenai nasib mereka sebagai warga lokal kampung tua. Ada dua hal yang tampat nyata di tempat itu. Pertama ada ribuan warga. Kedua mereka tak puas dengan kebijakan yang ada. Psikolog muda Dr. H. Irfan Aulia, M.Psi meminta BP Batam melakukan pendekatan yang humanis.
Ketidakpuasan ini ditenggarai adanya intimidasi yang diterima warga dan belum jelasnya nasib mereka.
“Perlunya pendekatan humanis dalam menyelesaiakan masalah ini. Pendekatan humanis yang menuntut kesetaraan dan komunikasi intens antar pemangku kebijakan. BP Batam sebagai perwakilan pusat perlu mengambil langkah langkah strategis,” kata Dr. Irfan.
Ditambahkannya, jangan sampai hanya mengatakan ini semua sudah diputuskan pusat.
Menurut Dr. Irfan Aulia ada tiga isu penting. Pertama penghormatan warga lokal. Jangan sampai mereka dimarjinalkan seperti yang terjadi di tempat lain. Eco city juga berarti ada kesetaraan hak antara warga lokal dan investor dari luar.
Kedua adanya kepastian tempat tinggal. Ketiga kepastian peluang kerja.
“Tiga isu ini penting untuk membuka ruang komunikasi dengan warga Galang Rempang, ketika komunikasi terbangun, ujungnya akan ada keamanan dan kestabilan. Keamanan dan kestabilan penting untuk investor bertahan lama di Batam,” tutup Dr. Irfan.