TANJUNGPINANG- Datok Huzrin Hood secara khusus mengundang sejarawan dan budayawan Malaysia untuk memeriahkan peringatan Hari Marwah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ke-21.
“Teman-teman dari Malaysia ini kebanyakan tinggal di Johor,” kata Ketua Yayasan Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kepri (BP3KR) itu.
Alasan mengundang mereka dikarenakan ada ikatan sejarah antara Kepri dan Johor. Dan tamunya, yang merupakan sahabat Huzrin, memahami betul sejarah tersebut.
Pada masa lalu, kata dia, Kepri merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Johor. Sedangkan Johor merupakan bagian dari Kesultanan Melaka, salah satu Kerajaan Melayu terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Rombongan dari Malaysia tiba di Batam, Ahad, 14 Mei 2023, dan langsung dibawa ke Pulau Penyengat. Menggunakan speedboat khusus.
Mereka lalu dijamu makan siang di rumah Raja Malik, budayawan setempat. Menunya pun khusus: gonggong.
Setelah itu salat dzuhur berjamaah di Masjid Raya Sultan Riau dan ziarah ke makam Engku Putri Raja Hamidah.
“Kita ziarah ke Makam Engku Putri dan Balai Maklumat Penyengat saja. Cuaca hujan,” kata Malik.
Begitulah. Hujan deras turun mengiringi kedatangan rombongan dari Malaysia itu. Padahal mereka belum puas berkeliling Penyengat. Baru mendatangi dua atau tiga lokasi. Sedianya mereka akan dibawa ke setiap penjuru lokasi wisata religi dan sejarah di Kota Tanjungpinang itu.
Atas permintaan Huzrin, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Kepri, Dr Anastasia Wiwik Swastiwi hadir di Penyengat. Turut menyambut kedatangan tamu dari Malaysia tersebut.
“Kita silaturahmi dan koordinasi. Teman-teman (dari Malaysia) ini ada yang dari kampus ternama,” katanya.
Rombongan dari Malaysia lalu bertolak ke Tanjungpinang kota. Pakai speedboat khusus tadi. Selanjutnya dibawa mobil, juga khusus, menuju penginapan yang disediakan panitia peringatan hari marwah. Di sekitaran Kawal, Kabupaten Bintan.
Kata Huzrin, tamunya dijadwalkan mengikuti focus group discussion (FGD) kebudayaan dan menghadiri malam puncak peringatan hari marwah.
Tidak semua tamu Huzrin ini sejarawan dan budayawan. Sebagian pengusaha. (Yoyok Sudirman)