Pemko Batam Bersiap Bangun Pasar Induk Jodoh, Amsakar: Kawasan Tos 3000 Harus Jadi Wajah Kota yang Baru

Batam, Puankepri.com – Sebuah langkah besar bakal diambil Pemerintah Kota Batam. Tahun 2026 mendatang, Pemko akan memulai pembangunan Pasar Induk Jodoh, sebagai bagian dari penataan kawasan legendaris Tos 3000—yang selama ini identik dengan kesemrawutan dan ketidakteraturan.

Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, tak sekadar melihat proyek ini sebagai pembangunan fisik biasa. Ia menyebutnya sebagai transformasi wajah kota. Dalam rapat internal teknis yang digelar Kamis (3/7), Amsakar menegaskan, kawasan Tos 3000 yang terletak di jantung Batam harus dirombak total menjadi pusat perdagangan yang bersih, rapi, dan representatif.

“Pembangunan Pasar Induk Jodoh ini tidak hanya tentang bangunan baru, tapi juga menata dan menyatukan kawasan Tos 3000. Karena itu, butuh komitmen serius dari semua pihak,” ujarnya tegas.

Pasar Induk Jodoh direncanakan berdiri di atas lahan seluas 2,1 hektare, dengan sistem kerja sama bersama pihak swasta. Skema ini diharapkan mampu mempercepat realisasi tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan.

Namun Amsakar tak ingin kerja sama ini hanya menguntungkan satu pihak. Ia meminta agar lembaga independen dilibatkan untuk menghitung nilai kontribusi—baik tetap maupun variabel—sebagai dasar negosiasi yang transparan dan adil.

Pasar Representatif, Tanpa Kelas Sosial

Dalam desainnya nanti, Pasar Induk Jodoh akan dibangun dengan prinsip kesetaraan. Tidak boleh ada sekat-sekat sosial dalam penataan kios. Meski ukuran lapak bisa berbeda, Amsakar menekankan bahwa desain dan arsitektur harus seragam, agar tidak ada kesan “pasar elite” dan “pasar kelas dua”.

“Kalau tempatnya lebih besar tentu sewanya wajar lebih tinggi. Tapi bentuk bangunan tetap harus sama. Jangan sampai kesannya diskriminatif. Itu bisa menurunkan minat pedagang dan pembeli,” ungkapnya.

Tak hanya itu, nuansa lokal pun akan diangkat. Arsitektur pasar akan mengusung gaya Melayu, sebagai cerminan identitas budaya Batam. Dari sisi teknis, bangunan pasar akan dibangun sesuai dengan standar SNI—mengutamakan aspek kebersihan, keamanan, dan kenyamanan.

Ramah Lingkungan dan Berbasis Data

Ada satu hal unik dari pasar ini: konsep pasar hijau. Pemko Batam mewajibkan pengelolaan pasar mengacu pada prinsip 3R—Reduce, Reuse, Recycle. Bahkan, insinerator akan disiapkan untuk mengolah hingga dua ton sampah per hari.

“Pasar harus ramah lingkungan, bersih, dan terkelola dengan baik. Ini bukan hanya soal niaga, tapi juga wajah kota,” tegas Amsakar.

Ia juga menaruh perhatian serius pada validasi data pedagang. Hanya pedagang aktif yang betul-betul berjualan di lokasi Tos 3000 yang akan mendapat hak menempati lapak baru. Celah “numpang nama” akan ditutup rapat.

“Tidak boleh ada yang sekadar meminjam nama. Data harus valid dan terverifikasi,” tandasnya.

Pembangunan akan dilaksanakan melalui proses tender terbuka, sesuai aturan yang berlaku. Dengan skema dan visi yang matang, Amsakar berharap Pasar Induk Jodoh tak hanya menjadi pusat perdagangan baru, tetapi juga simbol baru kota.

“Semangatnya, kita ingin Batam makin cantik. Kawasan 3000 yang kini semrawut harus masuk dalam sistem penataan terpadu. Apalagi ini adalah gerbang kota dari arah Harbour Bay,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *