Opini: Munawar
Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang
Di Indonesia, sektor bisnis yang dikenal sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki potensi untuk tumbuh dan tetap stabil dalam perekonomian. UMKM dapat menjadi sumber lapangan kerja baru yang produktif. Telah terbukti bahwa kinerja UMKM memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional dan merupakan salah satu penggerak utamanya. Hingga tahun 2012, terdapat antara 85 juta hingga 107 juta pekerja yang tersedia. Pada tahun yang sama, terdapat 56.539.560 pengusaha di Indonesia. Sebanyak 99,9% dari jumlah tersebut terdiri dari UMKM, atau 56.539.592 unit; sisanya 0,01%, atau 4.968 unit, adalah perusahaan besar.
Peran utama UMKM dalam menggerakkan perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut: 1) UMKM menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang yang tidak dapat memperoleh pekerjaan di sektor formal; 2) UMKM berkontribusi terhadap penciptaan PDB; dan 3) Dengan mengekspor berbagai produk UMKM, UMKM mampu memberikan devisa bagi negara.
UMKM memiliki peran yang tak terbantahkan di Indonesia, namun sering kali tidak mendapatkan perhatian yang semestinya, sehingga membuat banyak orang khawatir akan kelangsungan hidup mereka. Hal ini terutama terjadi pada para akademisi dan pengamat yang khawatir tentang bagaimana UMKM akan mencari nafkah.
Tata kelola manajemen usaha kecil, akses informasi, akses ke pasar dan pemasaran, dan pendanaan adalah beberapa masalah yang dihadapi perusahaan kecil. Ketersediaan informasi dan tata kelola manajemen usaha kecil merupakan hal yang penting untuk pengembangan UMKM (Aditya, 2012). UMKM harus mendapat perhatian yang lebih besar karena mereka masih menghadapi banyak masalah dan tantangan. Hal ini akan membantu mereka tumbuh dan mengembangkan kapasitas untuk menunjukkan bahwa mereka bergerak dengan kecepatan
yang dibutuhkan agar dapat tiba di tujuan tanpa insiden. Agar pemilik bisnis dapat mengambil keputusan terbaik, perusahaan UMKM memerlukan indikator yang dapat memberikan informasi tentang kinerja bisnis. Sistem manajemen kinerja UMKM dapat digunakan untuk mengelola alat yang memiliki serangkaian indikator. Tujuan dari manajemen kinerja adalah untuk memberikan instrumen untuk mengukur kinerja perusahaan dan sejauh mana tujuannya telah tercapai (Soemohadiwidjojo, 2018).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan perusahaan kecil lainnya dapat mengambil manfaat dari manajemen kinerja, yang merupakan komponen dari manajemen perusahaan kontemporer. Untuk mengatasi kekurangan utama dari usaha kecil-akuntansi yang buruk, manajemen keuangan yang buruk, dan kurangnya pengalaman manajemen-UMKM didesak untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen kinerja (Soemohadiwidjojo, 2014:17). Manajemen kinerja akan mendukung perusahaan untuk berkembang dan mencapai kesuksesan yang diharapkan dengan memantau kinerja bisnis dan membantu mengelolanya dengan baik.
LANDASAN TEORI
- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Peraturan No. 20/2008, usaha kecil adalah usaha otonom dan menguntungkan yang dijalankan oleh perorangan atau organisasi yang tidak secara langsung atau tidak langsung merupakan cabang atau anak perusahaan dari perusahaan yang lebih besar. Bisnis yang termasuk dalam kategori kecil, menengah, atau besar.
Namun, sesuai dengan UU No. 20 tahun 2008, perusahaan menengah didefinisikan sebagai bisnis yang beroperasi secara independen dan menguntungkan yang dijalankan oleh orang atau organisasi yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang lebih besar atau lebih kecil yang mereka miliki, kendalikan, atau terlibat di dalamnya.
2.Konsep Manajemen
Donnely, Gibson, dan Ivancevich (2004) mendefinisikan manajemen sebagai tindakan yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk merencanakan tindakan orang lain dan untuk mencapai tujuan yang terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu orang saja. Seperti yang dinyatakan oleh Brantas (2009), manajemen adalah aktivitas berbasis kerangka kerja yang melibatkan memimpin sekelompok individu menuju tujuan aktual atau tujuan organisasi. Sedangkan implementasi adalah “mengelola” manajemen, manajemen itu sendiri adalah suatu kegiatan, dan yang melakukan implementasi adalah manajer.
3.Konsep Kinerja
Menurut Armstrong dan Baron (2011:7) Kinerja di Wibowo adalah hasil dari pekerjaan yang berhubungan langsung dengan tujuan strategis perusahaan, kebahagiaan klien, dan pertumbuhan ekonomi.. Sulistyastuti & Purwanto, (2012) mendefinisikan kinerja sebagai hasil suatu tugas, tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi.
4.Manajemen Kinerja
Beer dan Ruh (1976) mengajukan definisi awal manajemen kinerja sebagai proses yang berfokus pada evaluasi dan pengembangan serta melibatkan semua pihak dan komunikasi dua arah antar proses untuk menghilangkan masalah dan menciptakan pemahaman. Namun, menurut Armstrong (2006), tujuan manajemen kinerja adalah untuk membangun hubungan antara kinerja individu dan tujuan organisasi melalui proses manajemen kinerja strategis, yang melibatkan penetapan inisiatif, indikator kinerja, tujuan kinerja, dan sasaran.
PEMBAHASAN
- Pengukuran Kinerja dan Indikator Kinerja
Jika UMKM menetapkan indikator kinerja yang sesuai dengan strategi bisnis strategis UMKM, maka penilaian kinerja dapat dilakukan secara efektif. Informasi mengenai kinerja individu atau perusahaan secara keseluruhan dikumpulkan, diperiksa, dan dilaporkan sebagai bagian dari proses pengukuran.
Indikator kinerja dibedakan menjadi:
- Pengukuran kinerja hasil (Result Indicator)
Indikator yang menunjukkan hasil dari suatu operasi atau aktivitas disebut indikator hasil. Kebahagiaan pelanggan, pangsa pasar, pendapatan, dan laba bersih adalah beberapa contoh indikator hasil.
- Pengukuran kinerja proses (Performance Indicator)
Indikator kinerja adalah metrik yang menilai seberapa baik kinerja suatu prosedur atau tindakan dalam mencapai keberhasilan. Indikator kinerja mencakup hal-hal seperti seberapa cepat produk dikirim, berapa banyak keluhan pelanggan yang ditangani, dan berapa banyak panggilan penjualan yang dilakukan dalam prosedur tertentu.
2.Manfaat Implementasi Kinerja UMKM
Implementasi manajemen kinerja memiliki manfaat sebagai berikut:
- UMKM dapat mencapai tujuan perusahaan dan kinerja staf dengan bantuan teknologi yang tepat, tidak memihak, dan transparan;
- Manajemen kinerja memberikan UMKM alat dan saluran komunikasi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan kinerja organisasi mereka di semua bidang-keuangan, operasional, dan sumber daya manusia;
- UMKM memiliki sarana untuk memberi penghargaan kepada anggota staf dan salah satu instrumen untuk menginspirasi para pekerja untuk memberikan upaya terbaik mereka.
- Rencana pengembangan karyawan dapat dipersiapkan dengan menggunakan manajemen kinerja sebagai sumber inspirasi.
3.Proses Manajemen Kinerja UMKM
- Perencanaan Kinerja
Memahami visi, misi, strategi, tujuan, dan prosedur manajemen suatu organisasi merupakan langkah pertama bagi para eksekutif dan pemangku kepentingan lainnya dalam perencanaan kinerja. Hal ini dapat diperoleh dengan berbagai teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis data, seperti kuesioner, diskusi kelompok, wawancara, dan analisis tugas. Mereka juga harus memahami tujuan dan arah organisasi di masa depan (Schieman, 2009; Neetu & Mahim, 2015).
- Eksekusi
Langkah eksekusi berkonsentrasi pada pengalokasian dan penugasan tugas serta mendorong keterlibatan karyawan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan komunikasi dua arah, pemantauan perilaku, umpan balik, dan alokasi sumber daya; selain itu, kegiatan ini juga melibatkan inspirasi, dorongan, dan kemampuan karyawan untuk memenuhi tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan dan memenuhi kriteria kinerja UMKM. Semua pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini harus memiliki pemahaman yang jelas tentang misi, strategi, tujuan, dan hasil yang diantisipasi untuk menyelesaikannya (de Waal, 2007).
- Evaluasi Kinerja
Langkah ini berfokus pada evaluasi dan penilaian terhadap seseorang atau objek dari waktu ke waktu dengan menggunakan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode penilaian dan dari sumber yang relevan dengan perusahaan, termasuk pelanggan, kolega, dan pihak berkepentingan lainnya. Kinerja dan perilaku karyawan dalam
kaitannya dengan tujuan organisasi harus menjadi subjek utama tinjauan ini (Murphy dan Cleveland, 1995; Zheng, Zhang & Li, 2012).
- Tinjauan Kinerja
Pertemuan untuk memeriksa hasil kinerja atau melakukan percakapan kelompok disebut sebagai tinjauan kinerja antara pemilik UMKM dan staf. Pemilik UMKM harus berhati-hati ketika membahas hasil kinerja dan perilaku karyawan yang dianggap di bawah atau di atas norma, serta ketika mengumpulkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya tentang kinerja karyawan. Meningkatkan pengetahuan karyawan dapat dilakukan dengan menawarkan lokakarya atau kegiatan pengayaan, sesi pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman tugas dan keterampilan yang diperlukan yang akan meningkatkan kemampuan operasional dan menumbuhkan kepuasan karyawan.
- Aplikasi
Semua komponen hasil kinerja diakui dalam langkah aplikasi, yang merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen kinerja. Data yang diperoleh dari langkah ini akan digunakan dalam tahap analisis atau pengambilan keputusan dalam manajemen kinerja (Aguinis, 2009).
4.Manajemen Kinerja yang Efektif Untuk UMKM
UMKM harus membuat alat ukur yang akurat dan berguna untuk mencapai hasil yang diinginkan. Alat ukur tersebut digunakan dalam siklus yang berkesinambungan melalui sistem manajemen kinerja. Berikut ini adalah tindakan yang mungkin dilakukan dalam siklus sistem manajemen kinerja:
- UMKM menentukan tujuan, jadwal kerja, dan sasaran strategis yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, target penjualan atau target laba untuk tahun ini;
- UMKM menetapkan tujuan berdasarkan indikator kinerja terkait dan menetapkan target untuk setiap indikator;
- Dalam proses eksekusi, dilakukan pengukuran seberapa jauh target telah tercapai;
- UMKM menentukan tujuan, jadwal kerja, dan sasaran strategis yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, target penjualan atau target laba untuk tahun ini.
- Hasil pencapaian perusahaan dijadikan referensi pemberian penghargaan dan konsekuensi kepada karyawan.