Opini  

Manajemen Kinerja Generasi Z : Tantangan dan Solusi

Opini: Arib Darlicza

Mahasiswa STIE Pembanguan Tanjungpinang

Generasi Z adalah individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah memasuki tempat kerja. Mereka membawa pandangan yang berbeda tentang pekerjaan dan manajemen kinerja. Artikel ini menjelaskan tantangan yang dihadapi organisasi dalam mengelola kinerja Generasi Z dan menawarkan solusi untuk mengatasi perbedaan generasi yang muncul. Tantangan tersebut mencakup ekspektasi kinerja yang tinggi, preferensi teknologi, dan keinginan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Solusi termasuk fleksibilitas, pelatihan, dan pendekatan manajemen yang berfokus pada pengembangan individu. Generasi Z, sering disebut sebagai “Zoomers,” adalah generasi muda yang kini memasuki dunia kerja.

Barhate dan Dirani (2022) mendefinisikan Generasi Z sebagai generasi yang lahir pada tahun 1995-2012. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Gabrielova dan Buchko (2021), bahwa generasi Z lahir pada rentang tahun 1995-2012. Dalam buku The New Generation Z in Asia: Dynamics, Differences, Digitalisation, disebutkan bahwa generasi Z merupakan generasi yang lahir pada pertengahan 1990an sampai dengan akhir tahu 2000an (Gentina, 2020). Sementara itu Atika dkk. (2020) mendefinisikan generasi Z sebagai generasi kelahiran tahun 1996-2010.

Kemudian McCrindle (2014) menyatakan bahwa generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1995-2009. Terdapat satu lagi pendapat yang berbeda mengenai rentang kelahiran Generasi Z, yaitu dari tahun 1995-2010 (Francis & Hoefel, 2018). Walaupun banyak pendapat dan banyak versi, rentang kelahiran Generasi Z dapat diperkiraan antara pertengahan 1990an sampai dengan tahun 2012. Anggota Generasi Z tumbuh dalam era teknologi yang berkembang pesat, di mana internet, media sosial, dan teknologi digital lainnya telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka sejak lahir. Karena pengalaman unik mereka dengan teknologi, Generasi Z sering dianggap sebagai generasi yang sangat terampil dalam menggunakan perangkat elektronik dan terhubung secara online.

Karakteristik lain yang sering dikaitkan dengan Generasi Z termasuk dorongan untuk inovasi, penghargaan terhadap keragaman, dan keprihatinan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka juga sering mengungkapkan keinginan untuk memiliki keseimbangan kerja-kehidupan yang baik dan untuk bekerja dalam lingkungan yang memberikan makna. Tentu saja, tidak semua anggota Generasi Z memiliki karakteristik yang sama, dan ada keragaman dalam pengalaman dan nilai-nilai di antara mereka, seperti dalam setiap generasi. Namun, pemahaman tentang karakteristik umum Generasi Z dapat membantu organisasi dan institusi dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan generasi ini dalam berbagai konteks, termasuk tempat kerja, pendidikan, dan budaya pop.

Tantangan dalam Manajemen Kinerja Generasi Z

  1. Ekspektasi Kinerja yang Tinggi: Generasi Z dikenal sebagai individu yang ambisius dan berorientasi pada hasil. Mereka sering memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan kesuksesan yang cepat. Hal ini dapat menciptakan tekanan tambahan pada manajemen kinerja, karena mereka cenderung mengejar kesuksesan dengan cepat.
  2. Preferensi Teknologi: Generasi Z tumbuh dengan teknologi, sehingga mereka memiliki preferensi yang kuat terhadap penggunaan teknologi dalam pekerjaan mereka. Mereka menginginkan alat dan sistem yang modern, serta fleksibilitas dalam cara mereka bekerja.
  3. Mengelola Ketidaksetiaan: Generasi Z lebih cenderung untuk pindah pekerjaan jika mereka merasa tidak puas. Organisasi harus bekerja ekstra untuk mempertahankan karyawan Generasi Z.
  4. Kesetaraan dan Keadilan: Generasi Z sering sangat peduli tentang isu-isu sosial dan keadilan. Organisasi perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam manajemen kinerja mereka.
  5. Pertumbuhan dan Perkembangan: Generasi Z memiliki keinginan kuat untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Mereka mencari kesempatan untuk belajar, berkembang, dan terlibat dalam pekerjaan yang memberikan makna. Jika organisasi gagal memberikan peluang ini, Generasi Z mungkin merasa tidak puas.
  6. Keseimbangan Kerja-Kehidupan: Generasi Z menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka ingin memiliki waktu untuk mengejar hobi, berinteraksi dengan teman-teman, dan menjalani kehidupan yang seimbang. Manajemen kinerja perlu mempertimbangkan keseimbangan ini dan memberikan fleksibilitas dalam jadwal kerja.

Cara Mengatasi Tantangan dalam Manajemen Kinerja Generasi Z

  1. Pembuatan Tujuan yang Realistis: Dalam manajemen kinerja, penting untuk membantu individu Generasi Z merumuskan tujuan yang realistis dan terukur. Ini dapat mengurangi tekanan yang mereka rasakan karena mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mencapainya. Manajer dapat bekerja sama dengan mereka untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan ini. Ini juga menciptakan kejelasan dalam ekspektasi kinerja dan memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting.
  2. Menginvestasikan dalam Infrastruktur Teknologi: Organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki alat dan sistem teknologi yang canggih dan up-to-date untuk mendukung kinerja Generasi Z. Ini termasuk memberikan akses ke perangkat dan perangkat lunak terkini, serta memastikan konektivitas yang cepat dan andal. Dengan menyediakan alat yang sesuai dan modern, organisasi dapat membantu Generasi Z untuk bekerja dengan lebih efisien dan memenuhi preferensi teknologi mereka.
  3. Dengan menawarkan program pengembangan karir dan peluang pertumbuhan yang jelas. Generasi Z cenderung mencari pekerjaan yang memberikan peluang untuk belajar, berkembang, dan terlibat dalam pekerjaan yang memberikan makna. Dengan menyediakan rencana pengembangan karir yang terstruktur, pelatihan, dan kesempatan untuk mencapai tujuan karir, organisasi dapat meningkatkan tingkat kepuasan dan loyalitas karyawan Generasi Z. Ini juga dapat membantu mempertahankan mereka dalam jangka panjang.
  4. Menggunakan Kriteria yang Jelas dan Adil: Pastikan bahwa kriteria penilaian dan penghargaan dalam manajemen kinerja didasarkan pada pencapaian nyata, kompetensi, dan kontribusi karyawan, tanpa memandang faktor-faktor yang tidak relevan seperti usia, jenis kelamin, ras, atau latar belakang sosial. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan mendukung nilai-nilai kesetaraan.
  5. Program Pelatihan Berkelanjutan: Organisasi dapat mendesain program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk membantu Generasi Z meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka. Program ini dapat mencakup kursus online, pelatihan dalam perusahaan, dan sumber daya untuk pengembangan diri. Dengan memberikan akses ke peluang ini, organisasi dapat memenuhi keinginan Generasi Z untuk pertumbuhan pribadi dan profesional, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan.
  6. Dengan mengimplementasikan kebijakan kerja fleksibel. Organisasi dapat memberikan pilihan bagi karyawan Generasi Z untuk memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel, yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kehidupan pribadi mereka. Misalnya, organisasi dapat memperkenankan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh atau mengatur jadwal yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu mereka, asalkan tetap memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini akan membantu menciptakan keseimbangan kerja-kehidupan yang lebih baik bagi Generasi Z.

Solusi dalam Manajemen Kinerja Generasi Z

  1. Fleksibilitas dalam Waktu dan Tempat Kerja: Generasi Z menghargai fleksibilitas dalam bekerja. Memberikan opsi kerja jarak jauh atau jam kerja yang lebih fleksibel dapat membantu mereka mencapai keseimbangan kerja-kehidupan yang mereka inginkan.
  2. Penggunaan Teknologi yang Modern: Generasi Z terbiasa dengan teknologi dan menginginkan alat-alat kerja yang modern. Menyediakan akses ke perangkat dan aplikasi terbaru dapat meningkatkan produktivitas mereka.
  3. Pelatihan Teknis dan Pengembangan Karir: Generasi Z memiliki dorongan kuat untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Organisasi harus memberikan pelatihan teknis dan peluang pengembangan karir yang jelas agar mereka merasa termotivasi dan terlibat.
  4. Kerja Tim dan Kolaborasi: Generasi Z menghargai kerja tim. Mendorong kolaborasi dan komunikasi yang efektif di antara mereka dapat menciptakan lingkungan yang produktif.
  5. Mentorship dan Pembimbingan: Menyediakan mentorship atau pembimbingan oleh rekan kerja yang lebih berpengalaman dapat membantu Generasi Z berkembang dan mendapatkan panduan dalam karier mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *