Berita  

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Dengan Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning/Daring

Pendahuluan

            Wabah Coronavirus Disease dimulai Desember Tahun 2019 berawal di Kota Wuhan, di bulan Maret 2020 WHO telah menetapkan Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) sebagai pandemi global, dan pemerintah Indonesia membuat kebijakan dengan memberlakukan sosial distancing, physical distancing hingga pemberlakuan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB)  bertujuan untuk membatasi penyebaran Covid-19 berdampak pada berbagai bidang pendidikan di seluruh dunia, khususnya pendidikan di Indonesia, (Herliandry,2021). Pada awalnya covid-19 berdampak pada dunia ekonomi yang sangat drastis menurun. Seiring waktu dampak terbesar juga terjadi pada dunia pendidikan yang dirasakan dari semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK bahkan Perguruan Tinggi).

Kondisi ini menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan untuk belajar di rumah berbasis sistem e-learning atau  daring sebagai alternatif dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran sehingga tetap berjalan. Adapun kebijakan untuk pembelajaran dari rumah inipun diberlakukan dengan diterbitkannya  Surat Edaran Menteri Nadiem Anwar Makarim Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HL/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).  Beradasarkan Surat Edaran tersebut maka sampai saat ini kegiatan pembelajaran masih dilakukan dengan sistem E-Learnig secara online yang bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 bagi pendidik maupun peserta didik.

            Di masa pandemi ini tentunya kegiatan pendidikan harus berjalan di sekolah meskipun dengan sistem jarak jauh, dan sistem E-Learnig/during ini sudah berjalan selama satu tahun lebih sejak pandemi Covid-19 merebak di bulan Maret 2020 melanda Indonesia termasuk Provinsi Kepulauan Riau tidak terlepas dari goncangan musibah covid-19. Adapun permasalahan yang dihadapi di Kota Tanjungpinang saaat ini dalam mengembangkan pembelajaran berbasis E-Learning adalah jaringan internet yang  belum menembus ke seluruh daerah di Kepulauan Riau ini.  Selain itu permasalahan juga muncul disemua lapisan masyarakat yaitu tidak semua masyarakat memiliki perangkat elektronik atau komputer yang terhubung dengan jaringan internat. Bahkan yang sangat memprihatinkan untuk  berjalanya dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 saat ini bahwa untuk masyarakat golongan kelas bawah belum semuanya bisa mengikuti sistem pembelajaran e-learning dengan baik karena keterbatasan fasilatas yang mendukung seperti Handpnone Android yang paling mudah digunakan sebagai sarana pembelajaran e-learning/during. 

Tujan Penulisan Artikel

Adapun tujuan dari pembahasan artikel pendidikan ini adalah untuk mengetahuai apa saja dampak pandemi covid-19 terhadap prestasi belajar peserta didik dengan diterapkannya sistem pembelajaran berbasis e-learning/daring di sekolah saat ini.

Pembahasan

Sistem Pembelajaran E-Learning/DaringE-Learningmerupakan tekhnologi pembelajaran yang relatif  baru di Indonesia, yang dikenal dengan istilah ElectronikLearning yang terdiri dari dua kata yaitu ‘electronic

disingkat dengan ‘e’ dan learning yang berarti Pembelajaran. E-Learning merupakan salah satu media atau metode pembelajaran dengan efektif yang mampu menjangkau tempat yang luas, dengan biaya yang relatif murah (Munir,2009).  Dijelaskan Daryanto (2010) bahwa E-Learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan  pembelajaran, siswa tidak perlu duduk di dalam kelas untuk menyimak setiap materi pembelajaran yang disampaikan guru secara langsung Mengutip dari sumber  Kompasiana.com 2020 bahwa Nadim Makarim yang menyebutkan bahwa “kita harus jujur proses adaptasi ke onlane learning juga sangat sulit. Paling tidak masih ada pembelajaran  terjadi dari pada sama sekali tidak ada pembelajaran”. Sebagai alasan mendasar diterapkannya sistem pembelajaran berbasis e-learning di sekolah merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengaktifkan siswa tanpa harus tatap muka di ruang-ruang kelas dan sekaligus menjadi langkah yang pertama untuk memutus mata rantai Covid-19 dengan membatasi pertemuan antara guru dengan peserta didik di sekolah.

            Model penyelenggaraan e-learning menurut Dewi (2013) diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk model  yaitu :

  1. Model Adjunct,  dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap muka di kelas.  Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus karena keberadaan e-learning  hanya sebagai pengayaaan  atau tambahan saja. Contoh untuk menunjang pembelajaran di kelas seorang guru dapat menugaskan siswanya untuk mencari informasi di internet.
  2. Model Mixed/Blended, model ini menempatkan e-learning menjadi bagian untuk tidak terpisahkan dari pembelajaran..  Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara during (dalam jaringan)sedangkan pembelajaran praktek dilaksanakan secara tatap muka
  3. Model Daring Penuh/Fully, dalam model ini semua proses pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi psumbembelajaran terjadi secara online. Contohnya bahan ajar berupa vidio di shear via internet atau pembelajaran ditautkan  (linked)  melalui hyperlynk  ke sumber lain yang berupa teks  atau gambar.

            Adanya perubahan sistem pembelajaran yang bersifat tatap muka berganti ke sistem e-learning  akibatnya tenaga pendidik harus bekerja ekstra keras untuk beradaptasi dengan sistem tersebut dan dari observasi di lapangan bahwa kendala guru dalam memberikan pembelajaran during yaitu tidak semua guru dapat menggunakan teknologi seperti aplikasi  WhatsApp, Youtube, Zoom Meeting, Google Meet, atau Google Classroom sehingga dalam prakteknya keberhasilan pembelajaran masih kurang maksimal dengan sistem e-learning/  daring ini. Kesulitan yang sangat utama dilihat dari para peserta didik yaitu kurang paham dengan pembelajaran yang disampaikan guru karena tidak ada tatap muka. Hal ini berdampak positif pada prestasi belajar peserta didik  karena melalui pembelajaran during ini orangtua ikut terlibat langsung membimbing anaknya baik keluarga atau tetangga yang ikut mendampingi pada saaat pembelajaran during ini. Selain itu dampak negatifnya guru kesulitan memantau perkembangan belajar peserta didik karena tidak ada tatap muka, dan peserta didik terkesan kurang mandiri dalam belajar bahkan kurang peduli dengan tugas sekolah yang dikirim guru melalui WhatsApp. Kurangnya fasilitas yang mendukung termasuk menjadi kendala yang sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa sebab tidak semua siswa memiliki Smartphone yang dapat mengakses materi pembelajaran yang diberikan guru seperti mengikuti zoom meeting, google classroom. google meet, karena  paket internet atau sinyal yang sulit dijangkau semua siswa pada saat mengikuti materi pembelajaran e-learning/daring.

Kelebihan Pembelajaran ELearning

         Kelebihan pembelajaran elearning, menurutMeda (2020) sebagai berikut :

  1. Pembelajaran during itu tidak terikat oleh ruang dan waktu
  1. Pembelajaran yang bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi, sehingga mampu meningkatkan tingkat ingatan,memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, vidio dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan dalam menyampaiakn berbagai materi, memperbaharui isi, mengunduh, dam siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirimkan komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link vidio conference untuk berkomunikasi langsung.
  2. Meningkatkan kadar interaksi antara peserta didiik dengan  pendidik, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas, dan mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
  3. Pembelajaran during ini memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu yang ikut terlibat dalam prosesnya, dan pihak secara langsung merasakan dampak positif dari adanya  pembelajaran dengan tersebut yaitu satuan pendidikan  sebagai penyelenggara, guru sebagai pengajar dan pengawas di sekolah, siswa sebagai objek dalam pembelajaran, orangtua sebagai pegawas pembelajaran di rumah dan steak holder/pemangku kepentingan tertentu.

Kekurangan Pembelajaran ELearning

         Pembelajaran sistem e- learning ini memiliki kekurangan, menurut Jamal (2020) bahwa kekurangan dari pembelajaran elearning  yang dilakukan secara jarak jauh juga dapat mengurangi frekuensi kontak dan sosialisasi antara guru dan siswa. Untuk mengembangkan pembelajaran e-learning membutuhkan biaya yang mahal karena membutuhkan jaringan internet.  e-learning memiliki kekurangan yang diuraikan Poppy (2010) yaitu :

  1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan antar peserta didik dapat memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
  2. Kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
  3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan
  4. Berubahnya peran pengajar yang semula  menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, communication,dan technology)
  5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yangg tinggi cenderung gagal
  6. Tidak semua tempat  tersedia fasilitas internet
  7. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memahami keterampilan menggunakan internet
  8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer oleh pelaku pendidik

   Berdasarkan kekurangan dan kelebihan dari penerapan pembelajaran berbasis e-learning tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memutus mata rantai Covid-19 di sekolah maka metode pembelajaran e-learning menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran dimasa rawan saat.  Artinya guru dapat memberikan materi pembelajaran dan sisiwa dengan mudah dapat menerima pembelajaran dengan cepata, dan dari sisi orangtua juga merasa aman mengikuti kegiatan belajar anak dari rumah (daring).

Hambatan Penerapan Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning/Daring

   Hambatan yang dihadapi guru dan peserta didik dalam penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning/daring dapat terlihat pada Tabel yang penulis simpulkan berdasarkan pengamatan di lapangan sebagai berikut :

NoKesulitan GuruKesulitan Peserta Didik
1Guru tidak dapat memantau kegiatan belajar peserta didik meskipun Materi sudah dikirim melalui daringKurangnya Fasilitas peserta didik sehingga sulit untuk mengikuti proses pembelajaran e-learning
2Kurangnya pemahaman peserta didik dalam menerima materi pembelajaranPeserta didik tidak bisa bertanya dan meminta penjelasan guru jika tidak paham dengan materi yang diberikan
3Kuota, sinyal jaringan internet yang terganggu ketika belajar e-learningKuota yang tidak bisa terjangkau oleh semua peserta didik karena menghabiskan banyak quota
4Pemberian materi, tugas melalui WhatsApp, Vidio, terkadang tidak bisa diikuti oleh semua peserta didikAplikasi WhatsApp, Vidio yang dimiliki kurang mendukung sehingga peserta didik tidak dapat mengirimkan tugas tepat waktu

Sumber : Observasi Tahun 2021

Fasilitas yang disediakan untuk sistem pembelajaran berbasis elearning tersebut, bila ingin pembelajaran berjalan efektif maka yang harus disusun oleh pendidik  yaitu pengelolaan peserta didik, pengelolaaan materi pembelajaran, pengelolaaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara peserta didik dengan pendidik.  Meskipun pembelajaran ini berlangsung tanpa adanya pertemuan tatap muka langsung antara guru dan peserta didik untuk setiap pengiriman tugas dalam prakteknya bisa menggunakan email atau WhatsApp.

Guru terkadang sulit untuk memberikan evaluasi atau penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik karena tidak mengetahui kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran secara e-learning/daring, apakah mereka sudah siap mengikuti pembelajaran.  Peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi juga akan mengalami kegagalan dalam mengikuti berbagai bentuk pembelajaran (tugas, atau materi yang diberikan guru, maupun dalam mengerjakan ujian yang terkesan santai dan tidak dikerjakan) bahkan tidak semua peserta didik dapat mengirimkan tugas-tugasnya tepat waktu sesuai jam belajar yang telah dijadwalkan. Oleh karena itu guru sulit memberikan penilaian kepada peserta didik karena tidak mengetahui kendala yang dihadapi mereka dalam mengikuti pembelajaran berbasis e-learning/daring.

Kesimpulan

Pembelajaran tatap muka di sekolah telah dibenarkan oleh pemerintah, hal terkait dengan adanya penurunan kasus Covid-19 di Kota Tanjungpinang  berdasarkan masa PPKM level 3 Coronavirus Diseas (Covid-19) di Kota Tanjungpinang. Meskipun sudah diizinkan adanya pembelajaran tatap muka di sekolah, namun pelaksanaanya dilakukan secara terbatas yang diatur di dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang tertanggal 16 Agustus 2021 Nomor 4223/2285/5.3.01/2021 tentang Pembelajaran Tatap Muka masa PPKM Level 3 Covid-19.  Berdasarak dari hasil uraian tersebut penulis menyimpulkan untuk berjalannya kegiatan belajar di sekolah tentunya harus ada persetujuan orangtua. Apakah, mereka memilih peserta didik untuk belajar tatap muka atau dengan sistem e-learning/during atau dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Dampak Covid-19 ini terhadap proses pembelajaran disemua lini baik (guru, peserta didik dan orangtua) ternyata sangat besar di Tanjungpinang. Diantaranya dapat penulis sebutkan yaitu minimnya pengetahuan, (skill) pendidik, peserta didik termasuk orangtua terkait keahlian mereka menggunakan teknologi baik komputer dengan aplikasi pembelajaran masih terbatas. Selain itu besarnya pengeluaran quota internet menjadi kendala dalam proses pembelajaran e-learning/during tersebut. Kertebatasan sarana prasana sekolah, dan penguasaan teknologi sebagai sumber informasi guru dan peserta didik  juga masih memadai.

Akses internet atau sinyal yang terbatas menyebabkan sistem pembelajaran berbasis e-learning/during kurang berjalan efektif di sekolah saat ini.

Kondisi pembelajaran dengan sistem e-learning ini sudah berlansung lama, dan peserta didik pun belajar dari rumah sudah berjalan selama satu tahun lebih. Sedangkan dampak dari Covid-19 ini tentunya ada bagi prestasi belajar peserta didik yaitu berdampak pada perilaku positif dan dampak perilkau negatif. Adapun dampak  positifnya yaitu  peserta didik dapat membuka materi  berulang-ulang, orangtua ikut mendampingi anak dan bisa memeriksa secara langsung tugas yang dikerjakan sehingga hasil belajar lebih baik dari sebelum mengikuti pembelajaran e-learning. Sedangkan dampak negatifnya yaitu kejenuhan peserta didik dalam belajar jarak jauh, karena tidak ada lagi interaksi langsung antara guru bahkan dengan teman akhirnya timbul perilaku bermalas-malasan dalam belajar baik mengikuti materi secara during ataupun mengerjakan tugas. 

Disamping itu hambatan juga bila kedua orangtuanya bekerja maka anak tidak bisa diawasi dan didampingi saat belajar daring di rumah. Sementara guru tidak bisa secara langsung memberikan motivasi kepada peserta didik saaat belajar karena tidak adanya tatap muka langsung.  Akibat situasi ini menyebabkan guru sulit untuk mengukur hasil belajarnya karena tidak mengetahui kesulitan peserta didik dalam memahami setiap indikator-indikator pembelajaran meskipun sudah diberikan berulang kali melalui media pembelajaran : google meet, google  classroom ataupun zoom meeting, telegram  ternyata masih ada peserta didik yang tidak siap mengikuti pembelajaran atau mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Fakta yang terjadi di lapangan ternyata masih ada peserta didik yang tidak membuka google classroom sama sekali untuk mengisi absensi kehadiran, dan berbagai alasan tidak memiliki quota, tidak memiliki handphone dan sebagainya. Hal inilah menjadi salah satu faktor guru kesulitan mengetahui apakah peserta didik sudah paham dengan pembelajaran yang disampaikan untuk mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari setiap Materi Pembelajaran. Oleh sebab itu peran orangtua juga disini sangat diperlukan untuk mengawasi dan mendampingi anak pada saat mengikuti pembelajaran demi terlaksananaya sistem pembelajaran berbasis e-learning yang efektif.

Saran

            Saran yang dapat diberikan yaitu perlu adanya kerjasama semua pihak, baik pihak sekolah, steakholder pendidikan dan orangtua  dalam  meningkatkan kesiapan guru melalui pelatihan penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning yang lebih menarikdan lebih mudah diterima oleh peserta didik. Hendaknya pihak sekolah memperhatikan faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran seperti fasilitas tekhnologi untuk menyediakan platform pembelajaran during yang menarik dan interaktif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Artikel kajian pendidikan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian ilmu bidang pendidikan sebagai alternatif dalam mengambil sistem pembelajaran diberbagai jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK maupun Perguruan Tinggi). Artikel ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru dalam membangun inovasi di dunia pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia maupun pengembangan pembelajaran yang berkualitas.

REFERENSI

Daryanto. 2010. Melalui Media Pembelajaran : Peranannya sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media.Yogyakarta

Dewi Salma Prawiladiga, dkk. 2013.  Mozaik Tekhnologi Pendidikan E-Learning.  Jakarta; Prandamedia Group.

Jamal, S.  2020. Analisis Kesiapan  Pembelajaran E-Learning saat Pandemi Cpvid-19 di SMK Negeri 1 Tambelangan. Jurnal Nalar Pendidikan. ISSN 2339-0794.Https//ojs.unm.ac.id/nalar/article/view/16-12. Diakses pada 10 Agustus 2021

Luh Devi Herliandry, dkk. Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.22.No.1. April 2020. https//journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp/artcle/view/1528. Diakses pada 12 Agustus 2021

Meda Yuliani. 2020.  Media Pembelajaran Daring untuk Pendidikan : Teori dan Penerapan, (uku Elektronik:2020, Hal 23-32)

Menteri Pendidikan (2020) Surat Edaran Menteri Nadiem Anwar Makarim Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HL/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

Munir. 2009.   Pembelajaran Jarak Jauh erbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi.  Bandung; Alfabeta.

R. Poppy Yaniawati.  (2010). E-Learning dan Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.

Soekartawi. 2007.  Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning. Yogyakarta; Ardan Media.

Subhki Ridho. 2020. Pendidikan Daring di Masa Covid-19. Dibaca Https//www.kompasiana.com/edu. Artikel/2020/08/12. Diakses pada Kamis,  12 Agustus 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *